BERITA UTAMA

Peneliti Muda STKIP PGRI Sumenep Perkuat UKM Ramuan Tradisional Khas Sumenep


30 September 2019, 09:18:53 WIB | Oleh: Suharto | Dibaca 712 kali
News

Kekayaan budaya tradisional Sumenep sangatlah melimpah dengan segala nilai kearifannya, termasuk dalam bidang preferensi dan promosi kesehatan. Perkembangan dan perubahan dari modernitas dan pesatnya era disrupsi sosial, cenderung menggerus potensi tersebut diperkirakan akan mendorong pada kepunahan hasil budaya. Sisi lain, dari modernitas mendorong masyarakat untuk bertahan dengan ramuan tradisional dengan segala keterbatasan sumber daya dan pengetahuan sebagai sedikit upaya dari mekanisme sosial peradaban.

Upaya kepedulian dari civitas akademik ditunjukkan oleh peneliti muda STKIP PGRI Sumenep terhadap persoalan yang telah diuraikan diatas. Upaya tersebut dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, salah satunya dengan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna Kepada Masyarakat (PPTTG). Kegiatan tersebut bekersama dengan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Kegiatan PPTTG ini juga melibatkan dua kelompok masyarakat produsen ramuan tradisional khas Madura sebagai mitra pendampingan. Kedua kelompok tersebut antara lain Gilang Emas (diketuai oleh Bapak Abdus Samad) dan Maju Jaya (diketuai oleh Bapak Abdur Rahem). Kelompok kedua mitra tersebut berada di kecamatan Gapura-kabupaten Sumenep.

Peneliti muda STKIP PGRI Sumenep, Mas’odi, menuturkan bahwasanya selama ini mitra pendampingan bekerja dengan peralatan yang sederhana dan manual. Tidak hanya itu saja, beberapa peralatan yang dimiliki dan kondisi dapur terdapat kecenderungan untuk menurunkan tingkat kualitas produk dalam segi higienitas ramuan yang dihasilkan. Persoalan lain yang dihadapi oleh mitra adalah permasalah omset dan daerah pemasaran yang relatif kecil.

Produksi ramuan dengan peralatan sederhana dan manual, dalam penilaiannya secara umumnya dapat mengakibatkan kurang terjaganya kebersihan dan keamanan produk yang tidak optimal. Selain itu, secara garis besar apabila produksi jamu yang dilakukan melalui penggilingan dan pemanasan yang tidak terkontrol bisa mengakibatkan kerusakan pada kandungan gizi dari bahan ramuan yang ada.

Kedua mitra pendampingan secara umum merasa bersyukur mendapatkan bantuan dengan kegiatan PPTG hasil kerjasama STKIP PGRI Sumenep dengan Tim dosen UMM.  Mitra pendampingan mendapatkan bantuan berupa paker mesin pembuat jamu sistem evaporator, terdiri dari berupa mesin penggiling empon-empon dan alat peras, bejana penguapan hingga jadi serbu dan continuous sealer. Termasuk juga para mitra juga mendapat pelatihan dalam penggunaan mesin dan pelatihan manajerial perusahaan, seperti pembukuan, pengelolahan keuangan, pemasaran, dan perawatan alat produksi.

Tidak hanya itu saja, para mitra juga mendapatkan pendampingan pengurusan izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT). Para mitra telah dihubungkan dengan Dinas Kesehatan Sumenep, sampai akhirnya produk para mitra memperoleh ijin P-IRT.  Dinas Kesehatan dalam kesempatan yang sama menyampaikan untuk ikut terlibat memberikan pembinaan dan perhatian lebih, agar usaha ramua ini menjadi unggulan Kabupaten Sumenep.


peneliti muda stkip pgri sumenep