Peneliti Muda STKIP PGRI Sumenep Kembangkan Ekonomi Kepulauan Sapeken
30 Oktober 2017, 09:25:55 WIB | Oleh: Suharto | Dibaca 672 kali
Peneliti muda Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Kabupaten Sumenep tidak lami ini melakukan pendampingan terhadap nelayan dan petani rumput laut di Kepulauan Sapeken, kecamatan yang berada paling timur dan terjauh di kepulauan Madura. Kegiatan yang terselenggara itu merupakan bagian program Ipteks bagi Wilayah-Corporate Social Responsibility (IbW-CSR) yang disponsori Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Program penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan ini menggandeng Kangean Energy Indonesia (KEI Ltd), perusahaan minyak dan gas (migas) terbesar di Jawa Timur, yang beroperasi di Kepulauan Sapeken Raas Sumenep. Sebagai upaya memperluas kerjasama STKIP PGRI Sumenep juga menggandeng Universitas Muhammadiyan Malang. Dua pulau yang menjadi percontohan yaitu Pulau Pagerungan Kecil dan Pulau Sadulang Besar.
Salah satu peneliti muda STKIP PGRI Sumenep, Mas’odi, M.Pd memberikan penjelasan bahwa berdasarkan hasil observasi dan riset yang berkejasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM, dengan difasilitasi Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas-KEI Ltd terungkap bahwa pulau Pagerungan Kecil dan pulau Sadulang Besar memiliki potensi hasil laut yang sangat besar dan melimpah.
Potensi laut yang besar dan melimpah sayangnya kurang mendapat perhatian dari pihak-pihak pemangku kebijakan dalam proses pengembangan selanjutnya. Pemangku kebijakan dirasa belum memiliki kepekaan terhadap potensi bahari dan pesisir di pulau Pegerungan Kecil dan pulau Sadulang Besar. Beberapa faktor tersebut membuat masyarakat kepulauan semakin tertinggal karena kurangnya perhatian dari pemangku kebijakan yang ada.
Pendampingan masyarakat dalam pembudidayaan rumput laut merupakan upaya untuk mewujudkan ekonomi hijau di lingkungan masyarakat pulau Pegerungan Kecil dan pulau Sadulang Besar. Upaya tersebut sebagai alternatif lain dari adanya tren penangkapan hasil laut yang di nilai melewati batas wajar, seperti penangkapan ikan dengan bahan kimia dan bom ikan yang bisa mengakibatkan juga kerusakan habitat laut lainnya. Pembudidayaan rumput laut secara tidak langsung telah bisa merubah kebiasaan masyarakat dari sebelumnya yang biasanya berburu penyu, ikan hiu, atau juga menangkap ikan dengan bahan berbahaya lainnya.
Program pendampingan dan penelitian yang dilaksanakan tersebut merupakan upaya kepedulian peneliti muda STKIP PGRI Sumenep agar masyarakat bisa merasakan hal yang positif. Berbagai pelatihan dan sosialisasi (penyadaran) terus digiatkan. Kegiatan pedampingan ini juga telah memberikan alat pengolah rumput laut menjadi tepung dan alat pembuatan snack rumput laut dengan taksiran biaya yang telah dihabiskan sebanyak sembilan puluh juta rupiah.
Peneliti Muda STKIP PGRI Sumenep